Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, saya akan bertanya
kepada pembaca, `Apakah Anda pernah mendengar istilah bekam? Apakah Anda pernah
dibekam?" Berbahagialah apabila Anda menjawab, "pernah". Sebab
dari kuisioner yang ditujukan secara acak pada kaum muslimin menunjukkan bahwa
yang belum mendengar istilah bekam (atau istilah bekam lain yang sejenis)
sebanyak 80%, sedangkan yang belum pernah dibekam sebanyak 90%.
Kenyataan ini sungguh memprihatinkan. Sebab bekam sudah
dikenal ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman Nabi Musa As dan berkembang
ke seluruh dunia hingga saat ini. Di Indo¬nesia bekam sudah sering dipakai
untuk pengobatan dengan beberapa nama seperti canduk, canthuk, kop, cupping,
mambakan dan lainnya. Bekam merupakan terjemahan dari hijåmah, dafi kata
al-hajmu, yang berarti pekerjaan membekam. Al-hijmu berarti menghisap atau
menyedot. Sehingga hijamah atau bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan
darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit
dengan penyayatan yang kemudian ditampung di dalam gelas.
Dilihat sepintas, tampaknya pengobatan dengan metode bekam
tidak memberi manfaat apa-apa, bahkan terkesan kuno, irasional dan mengada-ada.
Apabila dibandingkan dengan pengobatan medis modern yang memakai obat-obatan
sintetik serta pembedahan yang memerlukan biaya mahal. Bekam lebih praktis, tanpa
efek samping, murah dan bisa mengatasi banyak penyakit yang tidak bisa ditangani
oleh kedokteran modern.
Memang, sekarang ini segala sesuatu yang berbau
"barat" yang didominasi orang Nasrani dan Yahudi tampak indah menyenangkan
dan menyembuhkan. Ini memang usaha mereka untuk
menjauhkan kaum muslimin dari kitab-Nya, Al-Quran. Mereka mengetahui bahwa apabila ka-um muslimin
berpegang teguh pada Ajaran-Nya, pastilah mereka akan jaya dan menguasai dunia,
seperti yang pernah dialami umat Islam pada abad 8 hingga 12 Masehi, dimana
saat itu ilmu kedokteran berkembang menguasai daratan Eropa, sehingga muncullah
dokter-dokter muslim dengan kedokteran Islamnya, seperti Ali Abbas Al-Majusi,
Abu Bakar Ar-Rozi, Ibnu Sina, Az-Zahrowi, Ibnu Maimun, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah
dan lain-lainnya. Padahal saat itu kaum Nasrani sendiri sulit untuk meningkatkan
keilmuannya, karena terhambat dengan pendapat gereja yang menyebut pengetahuan modern
bertentangan dengan Bibel. Sehingga yang berbeda dengan Bibel dianggap
menentang Bibel. Sebab walaupun dalam Bibel tidak ada yang menghukum para
llmuwan, namun prakteknya banyak ilmuwan yang berseberangan dengan gereja.
Bahkan orang yang menentang pendapat gereja akan dihukum
seperti yang dilakukan pada Galille yang dituntut hanya karena ia mengikuti Penemuan
Coppernicus tentang peredaran bumi. Galille kemudian dihukum dengan alasan
menafsirkan Bibel secara keliru. Inilah yang menyebabkan kaum Nasrani
beramai-ramai meninggalkan agarna mereka, sehingga mereka bisa memajukan sains
dan kedokteran. Sementara saat ini, banyak kaum muslimin yang meninggalkan ajarannya,
termasuk dalam bidang kedokteran. Kaum muslimin hanya berkutat pada ibadah
harian, sholat, puasa dan haji, sehingga sains dan kedokteran dikuasai
sepenuhnya oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi, agar umat Islam tertinggal dari
segala bidang, termasuk bidang kedokteran.
تَرَكَ الْمُسْلِمُوْنَ أَدْيَنَهُمْ فَتَأَخَّرُا
وَتَرَكَ النَّصَارَى أَدْيَانَهُمْ فَتَقَدَّوُوْ
“Orang-orang muslim meninggalkan agamanya, mereka menjadi
tertinggal.
Dan orang-orangNasrani meninggalkan agamanya, mereka
menjadi muju”
Kaum muslimin jarang sekali yang mau mendalami ilmu
kedokteran warisan Nabi yang sangat lengkap. Di antara sebagian kedokteran
warisan Nabi yang dilupakan itu adalah bekam. Bahkan mendengar pun belum
pernah. Malahan ilmu bekam diserahkan ke dunia barat, sehingga mereka melakukan
penelitian dan pembuktian terus-menerus, yang akhirnya mereka terapkan dalam
kehidupan sehari-hari, walaupun mereka tidak menamakannya bekam. Tetapi tetap
memakai prinsip kerja bekam, menyedot darah dan mengumpulkannya, kemudian mengeluarkannya,
tentunya dengan teknik dan teknologi canggih. Hingga muncullah ahli bekam dari
negara barat, seperti DR. Michael Reed Gach dari California dengan bukunya Potent
Poins, a Guide to Sel ICare for Common Ailments (Titik-titik berkhasiat
sebagai Panduan Perawatan Diri dan Pengobatan Penyakit yang Umum), atau
penelitian Kohler D (1990) dengan bukunya The Connective Tissue as The
Physical Medium for Conduction of Healing Energy in CuppingTherapeutic Method
(Jaringan Ikat sebagai Media Fisik untuk Menghantarkan Energi Pengobatan Dengan
Bekam), atau tulisan Thomas W. Anderson (1985) yang berjudul 100 Diseases
Treated by Cupping Method (100 Penyakit yang Dapat Diobati Dengan Bekam),
yang ternyata sesuai dengan hadits Nabi saw sekitar tahun 600 M yang
diriwayatkan At-Thobroni, bahwa pembekaman pada satu poin di sekitar tengkuk
saja dapat menyembuhkan 72 penyakit. Rasulullah saw bersabda :
عَلَيْكُمْ بِالْحِجَامَةِ فِيْ جَوْزَةِ الْقَمَحْدُوَةِ فَإِنَّهُ
دَوَاءٌ مِنَ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ دَاءً
"Hendaklah kalian semua melakukan pengobatan dengan bekam di
tengah tengkuk, karena sesungguhnya hal itu merupakan obat dari tujuh puluh
duapenyakit".
Ketika kaum muslimin mengetahui hal ini, mereka
terheran-heran dan mengagung-agungkan bahwa itulah metode pengobatan barat yang
canggih. Padahal, ketahuilah itu adalah ilmu yang mereka tinggalkan dan
diserahkan kepada orang-orang barat, seperti yang disampaikan Imam Syafi'i yang
menyayangkan keteledoran kaum muslimin terhadap ilmu kedokteran. Beliau
mengatakan :
ضَيَعُوْا ثُلُثَ الْعِلْمِ وَوَكَلُوْهُ إِلَى الْيَهُوْدِ
وَالنَّصَارَى
"Mereka (kaum muslimin) mengabaikan sepertiga ilmu dan
menyerahkannya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani."
Alhamdulillah, blog ini lahir sebagai usaha untuk
memperkenalkan salah satu dari metode pengobatan yang berdasarkan wahyu Alloh
melalui Nabi Muhammad saw kepada kaum muslimin. Sungguh, ini usaha yang patut
dihargai. Di tengah derasnya serbuan pengobatan modern maupun altematif dari
negara barat, Cina dan India yang menyerbu lingkungan kita yang tidak
menyembuhkan secara sempurna, tetapi malahan menimbulkan komplikasi yang lebih
berat, memaksa kita untuk menggunakan bahan dan cara yang haram, bahkan dapat
membawa kita kepada perbuatan syirik, mudah-mudahan blog ini dapat mencerahkan
kaum muslimin.
Untuk memahami pengobatan dengan metode bekam ini, maka
secara sederhana dapat dipelajari dengan pendekatan ilmu kedokteran tradisional
(tradi tional medicine) maupun kedokteran modern, sehingga Bekam sebagai mukjizat
medis dapat lebih mudah dipahami, diterima dan
dibuktikan.
Menurut kedokteran tradisional, bahwa di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau babl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dengan sebelah bawah, antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian kanan, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.
Kelainan yang terj adi pada satu poin ini dapat ditularkan
dan mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan
menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang
sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam di daerah
kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada
saluran pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga
untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan maupun
lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di
poin saluran pencemaannya.
Dunia kedokteran modern tampaknya tertarik dengan fenomena Bekam yang disebut sebagai mukjizat medis. Mereka pun melakukan penelitian
untuk membuktikan kebenaran pengobatan di atas. Poin istimewa di atas setelah
dilakukan penelitian ternyata merupakan "motor points" pada
perlekatan neuromuskular (neuromuscular attachements) yang mengandung
banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung tinggi mioglobin, sebagian
besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell
mast, kelenjarlimfe, kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf serta
ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.
Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman )ada
satu poin, maka di kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia
dan ototnya akan terjadi kerusakan dari mast cell dan lain-lain. Akibat
kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin,
bradikinin,slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum
diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol,
serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat
terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadi
perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi
(pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat yasodilatasi umum akan menurunkan
tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya Corticotrophin
Releasing Factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise.
CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid.
Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta
menstabilkan permeabilitas sel.
Sedangkan golongan histamin yang ditimbulkannya mempunyai
manfaat dalam proses reparasi (perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta
memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan meninggikan daya
resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh. Sistem imun ini terjadi
melalui pembentukan interleukin dari cell karena faktor neural,
peningkatan jumlah selT karena peningkatan set-enkephalin, enkephalin
dan endorphin yang merupakan mediator antara susunan saraf pusat dan
sistem imun, substansi P yang mempunyai fungsi parasimpatis dan sistem
imun, serta peranan kelenjar pituitaiy dan hypothalamus anterior
yang memproduksi CRF.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit
akan menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu
posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino
thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin.
Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalut serabut aferen
simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek
lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.
Pada sistem endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral
melalui hypothalamus dan pituitari sehingga menghasilkan AC TH,
TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada
organ untuk menghasilkan hormon-hormon thyroxin, adrenalin, corticotropin,
estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerj a di
tempat jauh dari yang dibekam.
Akhirnya bagi pembaca yang mengalami kesulitan dalam
penerapan bekam, bagaimana menentukan titik-titik bekam, sebaiknya mempelajari
dasar-dasar anatomi dan fisiologi (susunan dan fungsi) tubuh manusia, baik
melalui pendekatan kedokteran modern maupun tradisional, seperti akupunktur,
akupresur, totok darah, moksibusimaupun refleksi. Insfya' Allah dengan
mempunyai dasar ilmu di atas, akan lebih mudah memahami mekanisme bekam ini.
Yang perlu diingat adalah bahwa tidak boleh mengobati hanya mengandalkan bekam
saja. Sebab menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam Thibbun Nabawi, bahwa
pengobatan bekam harus dilakukan secara bersamaan dan terpadu dengan pemakaian
bahan-bahan alami seperti madu, habbatus sauda', itsmid, kam'ah dan
lainnya, disertai dengan dzikir maupun doa di setiap waktu dan setiap melakukan
aktivitas, diikuti dengan doa-doa ruqyah ,syar'iyyah, serta mengamalkan ajaran
Islam secara nyata.
Allohu a'lam bishshowab.
Disalin dari Buku: Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat
Medis, dr. Wadda Amani Umar