Senin, 06 Januari 2014

Bagaimana Memahami Bekam (Al-Hijamah)


Sebelum tulisan ini saya lanjutkan, saya akan bertanya kepada pembaca, `Apakah Anda pernah mendengar istilah bekam? Apakah Anda pernah dibekam?" Berbahagialah apabila Anda menjawab, "pernah". Sebab dari kuisioner yang ditujukan secara acak pada kaum muslimin menunjukkan bahwa yang belum mendengar istilah bekam (atau istilah bekam lain yang sejenis) sebanyak 80%, sedangkan yang belum pernah dibekam sebanyak 90%.

Kenyataan ini sungguh memprihatinkan. Sebab bekam sudah dikenal ribuan tahun yang lalu, bahkan sejak zaman Nabi Musa As dan berkembang ke seluruh dunia hingga saat ini. Di Indo¬nesia bekam sudah sering dipakai untuk pengobatan dengan beberapa nama seperti canduk, canthuk, kop, cupping, mambakan dan lainnya. Bekam merupakan terjemahan dari hijåmah, dafi kata al-hajmu, yang berarti pekerjaan membekam. Al-hijmu berarti menghisap atau menyedot. Sehingga hijamah atau bekam diartikan sebagai peristiwa penghisapan darah dengan alat menyerupai tabung, serta mengeluarkannya dari permukaan kulit dengan penyayatan yang kemudian ditampung di dalam gelas.

Dilihat sepintas, tampaknya pengobatan dengan metode bekam tidak memberi manfaat apa-apa, bahkan terkesan kuno, irasional dan mengada-ada. Apabila dibandingkan dengan pengobatan medis modern yang memakai obat-obatan sintetik serta pembedahan yang memerlukan biaya mahal. Bekam lebih praktis, tanpa efek samping, murah dan bisa mengatasi banyak penyakit yang tidak bisa ditangani oleh kedokteran modern.

Memang, sekarang ini segala sesuatu yang berbau "barat" yang didominasi orang Nasrani dan Yahudi tampak indah menyenangkan dan menyembuhkan. Ini memang usaha mereka untuk  menjauhkan kaum muslimin dari kitab-Nya, Al-Quran. Mereka  mengetahui bahwa apabila ka-um muslimin berpegang teguh pada Ajaran-Nya, pastilah mereka akan jaya dan menguasai dunia, seperti yang pernah dialami umat Islam pada abad 8 hingga 12 Masehi, dimana saat itu ilmu kedokteran berkembang menguasai daratan Eropa, sehingga muncullah dokter-dokter muslim dengan kedokteran Islamnya, seperti Ali Abbas Al-Majusi, Abu Bakar Ar-Rozi, Ibnu Sina, Az-Zahrowi, Ibnu Maimun, Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dan lain-lainnya. Padahal saat itu kaum Nasrani sendiri sulit untuk meningkatkan keilmuannya, karena terhambat dengan pendapat gereja yang menyebut pengetahuan modern bertentangan dengan Bibel. Sehingga yang berbeda dengan Bibel dianggap menentang Bibel. Sebab walaupun dalam Bibel tidak ada yang menghukum para llmuwan, namun prakteknya banyak ilmuwan yang berseberangan dengan gereja.

Bahkan orang yang menentang pendapat gereja akan dihukum seperti yang dilakukan pada Galille yang dituntut hanya karena ia mengikuti Penemuan Coppernicus tentang peredaran bumi. Galille kemudian dihukum dengan alasan menafsirkan Bibel secara keliru. Inilah yang menyebabkan kaum Nasrani beramai-ramai meninggalkan agarna mereka, sehingga mereka bisa memajukan sains dan kedokteran. Sementara saat ini, banyak kaum muslimin yang meninggalkan ajarannya, termasuk dalam bidang kedokteran. Kaum muslimin hanya berkutat pada ibadah harian, sholat, puasa dan haji, sehingga sains dan kedokteran dikuasai sepenuhnya oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi, agar umat Islam tertinggal dari segala bidang, termasuk bidang kedokteran.

تَرَكَ الْمُسْلِمُوْنَ أَدْيَنَهُمْ فَتَأَخَّرُا

وَتَرَكَ النَّصَارَى أَدْيَانَهُمْ فَتَقَدَّوُوْ

“Orang-orang muslim meninggalkan agamanya, mereka menjadi tertinggal.
Dan orang-orangNasrani meninggalkan agamanya, mereka menjadi muju”

Kaum muslimin jarang sekali yang mau mendalami ilmu kedokteran warisan Nabi yang sangat lengkap. Di antara sebagian kedokteran warisan Nabi yang dilupakan itu adalah bekam. Bahkan mendengar pun belum pernah. Malahan ilmu bekam diserahkan ke dunia barat, sehingga mereka melakukan penelitian dan pembuktian terus-menerus, yang akhirnya mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari, walaupun mereka tidak menamakannya bekam. Tetapi tetap memakai prinsip kerja bekam, menyedot darah dan mengumpulkannya, kemudian mengeluarkannya, tentunya dengan teknik dan teknologi canggih. Hingga muncullah ahli bekam dari negara barat, seperti DR. Michael Reed Gach dari California dengan bukunya Potent Poins, a Guide to Sel ICare for Common Ailments (Titik-titik berkhasiat sebagai Panduan Perawatan Diri dan Pengobatan Penyakit yang Umum), atau penelitian Kohler D (1990) dengan bukunya The Connective Tissue as The Physical Medium for Conduction of Healing Energy in CuppingTherapeutic Method (Jaringan Ikat sebagai Media Fisik untuk Menghantarkan Energi Pengobatan Dengan Bekam), atau tulisan Thomas W. Anderson (1985) yang berjudul 100 Diseases Treated by Cupping Method (100 Penyakit yang Dapat Diobati Dengan Bekam), yang ternyata sesuai dengan hadits Nabi saw sekitar tahun 600 M yang diriwayatkan At-Thobroni, bahwa pembekaman pada satu poin di sekitar tengkuk saja dapat menyembuhkan 72 penyakit. Rasulullah saw bersabda : 

عَلَيْكُمْ بِالْحِجَامَةِ فِيْ جَوْزَةِ الْقَمَحْدُوَةِ فَإِنَّهُ دَوَاءٌ مِنَ اثْنَتَيْنِ وَسَبْعِيْنَ دَاءً

"Hendaklah kalian semua melakukan pengobatan dengan bekam di tengah tengkuk, karena sesungguhnya hal itu merupakan obat dari tujuh puluh duapenyakit".

Ketika kaum muslimin mengetahui hal ini, mereka terheran-heran dan mengagung-agungkan bahwa itulah metode pengobatan barat yang canggih. Padahal, ketahuilah itu adalah ilmu yang mereka tinggalkan dan diserahkan kepada orang-orang barat, seperti yang disampaikan Imam Syafi'i yang menyayangkan keteledoran kaum muslimin terhadap ilmu kedokteran. Beliau mengatakan : 

ضَيَعُوْا ثُلُثَ الْعِلْمِ وَوَكَلُوْهُ إِلَى الْيَهُوْدِ وَالنَّصَارَى

"Mereka (kaum muslimin) mengabaikan sepertiga ilmu dan menyerahkannya kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani."

Alhamdulillah, blog ini lahir sebagai usaha untuk memperkenalkan salah satu dari metode pengobatan yang berdasarkan wahyu Alloh melalui Nabi Muhammad saw kepada kaum muslimin. Sungguh, ini usaha yang patut dihargai. Di tengah derasnya serbuan pengobatan modern maupun altematif dari negara barat, Cina dan India yang menyerbu lingkungan kita yang tidak menyembuhkan secara sempurna, tetapi malahan menimbulkan komplikasi yang lebih berat, memaksa kita untuk menggunakan bahan dan cara yang haram, bahkan dapat membawa kita kepada perbuatan syirik, mudah-mudahan blog ini dapat mencerahkan kaum muslimin.

Untuk memahami pengobatan dengan metode bekam ini, maka secara sederhana dapat dipelajari dengan pendekatan ilmu kedokteran tradisional (tradi tional medicine) maupun kedokteran modern, sehingga Bekam sebagai mukjizat medis dapat lebih mudah dipahami, diterima dan dibuktikan.

Menurut kedokteran tradisional, bahwa di bawah kulit, otot, maupun fascia terdapat suatu poin atau titik yang mempunyai sifat istimewa. Antara poin satu dengan poin lainnya saling berhubungan membujur dan melintang membentuk jaring-jaring atau jala. Jala ini dapat disamakan dengan meridian atau babl. Dengan adanya jala ini, maka terdapat hubungan yang erat antara bagian tubuh sebelah atas dengan sebelah bawah, antara bagian dalam dengan bagian luar, antara bagian kiri tubuh dan bagian kanan, antara organ-organ tubuh dengan jaringan bawah kulit, antara organ yang satu dengan organ lainnya, antara organ dengan tangan dan kaki, antara organ padat dengan organ berongga, dan lain sebagainya, sehingga membentuk suatu kesatuan yang tak terpisahkan dan dapat bereaksi secara serentak.

Kelainan yang terj adi pada satu poin ini dapat ditularkan dan mempengaruhi poin lainnya. Juga sebaliknya, pengobatan pada satu poin akan menyembuhkan poin lainnya. Teori ini dapat menjelaskan bahwa seseorang yang sakit matanya tidak perlu dibekam pada matanya, namun dapat dibekam di daerah kepala atau sekitar tengkuknya. Atau seseorang yang mengalami gangguan pada saluran pencernaannya dapat terlihat gambaran penyakit di lidahnya. Sehingga untuk mengobati pencernaannya dapat dibekam pada titik poin pencernaan maupun lidahnya, dan sebaliknya untuk mengobati penyakit pada lidah dapat dibekam di poin saluran pencemaannya.

Dunia kedokteran modern tampaknya tertarik dengan fenomena Bekam yang disebut sebagai mukjizat medis. Mereka pun melakukan penelitian untuk membuktikan kebenaran pengobatan di atas. Poin istimewa di atas setelah dilakukan penelitian ternyata merupakan "motor points" pada perlekatan neuromuskular (neuromuscular attachements) yang mengandung banyak mitokondria, kaya pembuluh darah, mengandung tinggi mioglobin, sebagian besar selnya menggunakan metabolisme oksidatif, dan lebih banyak mengandung cell mast, kelenjarlimfe, kapiler, venula, bundle dan pleksus saraf serta ujung saraf akhir, dibanding dengan daerah yang bukan poin istimewa.

Mereka membuktikan bahwa apabila dilakukan pembekaman )ada satu poin, maka di kulit (kutis), jaringan bawah kulit (sub kutis), fascia dan ototnya akan terjadi kerusakan dari mast cell dan lain-lain. Akibat kerusakan ini akan dilepaskan beberapa zat seperti serotonin, histamin, bradikinin,slow reacting substance (SRS), serta zat-zat lain yang belum diketahui. Zat-zat ini menyebabkan terjadinya dilatasi kapiler dan arteriol, serta flare reaction pada daerah yang dibekam. Dilatasi kapiler juga dapat terjadi di tempat yang jauh dari tempat pembekaman. Ini menyebabkan terjadi perbaikan mikrosirkulasi pembuluh darah. Akibatnya timbul efek relaksasi (pelemasan) otot-otot yang kaku serta akibat yasodilatasi umum akan menurunkan tekanan darah secara stabil. Yang terpenting adalah dilepaskannya Corticotrophin Releasing Factor (CRF), serta releasing factors lainnya oleh adenohipofise. CRF selanjutnya akan menyebabkan terbentuknya ACTH, corticotrophin, dan corticosteroid. Corticosteroid ini mempunyai efek menyembuhkan peradangan serta menstabilkan permeabilitas sel.

Sedangkan golongan histamin yang ditimbulkannya mempunyai manfaat dalam proses reparasi (perbaikan) sel dan jaringan yang rusak, serta memacu pembentukan reticulo endothelial cell, yang akan meninggikan daya resistensi (daya tahan) dan imunitas (kekebalan) tubuh. Sistem imun ini terjadi melalui pembentukan interleukin dari cell karena faktor neural, peningkatan jumlah selT karena peningkatan set-enkephalin, enkephalin dan endorphin yang merupakan mediator antara susunan saraf pusat dan sistem imun, substansi P yang mempunyai fungsi parasimpatis dan sistem imun, serta peranan kelenjar pituitaiy dan hypothalamus anterior yang memproduksi CRF.

Penelitian lainnya menunjukkan bahwa pembekaman di kulit akan menstimulasi kuat syaraf permukaan kulit yang akan dilanjutkan pada cornu posterior medulla spinalis melalui syaraf A-delta dan C, serta traktus spino thalamicus ke arah thalamus yang akan menghasilkan endorphin. Sedangkan sebagian rangsangan lainnya akan diteruskan melalut serabut aferen simpatik menuju ke motor neuron dan menimbulkan reflek intubasi nyeri. Efek lainnya adalah dilatasi pembuluh darah kulit, dan peningkatan kerja jantung.

Pada sistem endokrin terjadi pengaruh pada sistem sentral melalui hypothalamus dan pituitari sehingga menghasilkan AC TH, TSH, FSH-LH, ADM. Sedangkan melalui system perifer langsung berefek pada organ untuk menghasilkan hormon-hormon thyroxin, adrenalin, corticotropin, estrogen, progesteron, testosteron. Hormon-hormon inilah yang bekerj a di tempat jauh dari yang dibekam.

Akhirnya bagi pembaca yang mengalami kesulitan dalam penerapan bekam, bagaimana menentukan titik-titik bekam, sebaiknya mempelajari dasar-dasar anatomi dan fisiologi (susunan dan fungsi) tubuh manusia, baik melalui pendekatan kedokteran modern maupun tradisional, seperti akupunktur, akupresur, totok darah, moksibusimaupun refleksi. Insfya' Allah dengan mempunyai dasar ilmu di atas, akan lebih mudah memahami mekanisme bekam ini. Yang perlu diingat adalah bahwa tidak boleh mengobati hanya mengandalkan bekam saja. Sebab menurut Ibnu Qoyyim Al-Jauziyyah dalam Thibbun Nabawi, bahwa pengobatan bekam harus dilakukan secara bersamaan dan terpadu dengan pemakaian bahan-bahan alami seperti madu, habbatus sauda', itsmid, kam'ah dan lainnya, disertai dengan dzikir maupun doa di setiap waktu dan setiap melakukan aktivitas, diikuti dengan doa-doa ruqyah ,syar'iyyah, serta mengamalkan ajaran Islam secara nyata.

Allohu a'lam bishshowab.

Disalin dari Buku: Bekam Sunnah Nabi & Mukjizat Medis, dr. Wadda Amani Umar